Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan banyak
hadirin. Presentasi merupakan kegiatan yang lazim dilakukan untuk menyebarkan
informasi, baik informasi konseptual maupun informasi procedural. Kemahiran
presentasi merupakan kebutuhan, maka mahasiswa dilibatkan dalam melakukan
presentasi, mulai dari menyusun bahan, membuat alat peraga dengan bantuan
teknologi informasi, menyajikannya dan merevisi berdasarkan umpan balik dari
hadirin.
A.
Tahap
Penyampaian Presentasi
Presentasi
umumnya dilaksanakan di suatu ruang rapat atau seminar dihadapan beberapa
peserta. Tahap penyampaian presentasi adalah sebagai berikut:
1.
Tahap
persiapan
Presentasi disampaikan di depan audiens/hadirin/publik dari beberapa
golongan, maka diperlukan teknik komunikasi untuk menyakinkan bahwa audiens
dapat mendengar uraian yang kita sampaikan. Uraian lisan hanya dapat didengar
satu kali oleh hadirin, tidak dapat diulang melalui lembaran-lembaran cetak,
maka presenter harus menjaga agar hadirin memusatkan perhatian selama
presentasi berlangsung untuk itu diperlukan analisis audiens. Langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam tahap persiapan sebagai berikut:
a. Menetapkan
tujuan presentasi
Presentasi disesuaikan dengan
tujuan atau alasannya. Presentasi seorang manejer sumber daya manusia,
misalnya, berorientasi kepada kebijaksanaan, prosedur dan manfaat pembinaan
personil perusahaan. Seorang konsultan berorientasi pada presentasi analisis
tentang manfaat berbagai proposal. Seorang peneliti berorientasi pada keabsahan
metode dan temuan penelitian untuk mendapatkan penilaian dari audiens.
b. Analisis
audiens/hadirin
Sifat audiens berpengaruh
terhadap strategi untuk mencapai tujuan presentasi, karena itu analisis audiens
merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dalam persiapan presentasi.
Yang perlu diperhatikan dalam analisis audiens, yaitu :
1)
Jumlah
dan komposisi audiens
a)
Memperkirakan
jumlah audiens yang akan mengikuti presentasi.
b)
Mengetahui
latar belakang profesi dan agama.
c)
Menganalisis
bauran pria dan wanita, tingkat usia, kelompok sosial dan etnis, serta tingkat
ekonomi dan pekerjaan.
2)
Kemungkinan
reaksi audiens
a)
Menganalisis
alasan audiens mengikuti presentasi.
b)
Memastikan
sikap audiens secara umum pada topik presentasi:
(1) Memastikan minat audiens (sangat tertarik, tertarik,
atau tidak tertarik) pada topik presentasi.
(2) Meninjau reaksi audiens terhadap informasi yang sama
dengan yang telah mereka dengar pada waktu yang lalu.
(3) Mengetahui bagian materi presentasi yang mungkin
dapat menyebabkan kesulitan bagi audiens.
c)
Memprediksi
respon audiens
(1) Mencatat manfaat yang diperoleh audiens dari pesan
yang mereka dapatkan.
(2) Merumuskan ide yang paling mungkin mendapat reaksi
positif dari audiens.
(3) Mengantisipasi kemungkinan timbulnya pertanyaan
yang mencerminkan rasa keberatan audiens.
(4) Menganalisis hal-hal yang terburuk yang mungkin
terjadi dan cara meresponnya.
3)
Tingkat
pemahaman audiens
a)
Mengetahui
apakah audiens telah mengetahui sesuatu tentang pokok bahasan dalam presentasi.
(1) Mengetahui kesetaraan tingkat pengetahuan audiens.
(2) Mempertimbangkan pengetahuan audiens tentang kosa
kata yang digunakan dalam presentasi.
b)
Memperkirakan
tingkat kemampuan audiens untuk memahami pesan dan presentasi.
c)
Mempertimbangkan
bauran konsep umum dan rincian khusus yang akan diterangkan.
4)
Hubungan
audiens dengan pembicara
a)
Menganalisis
cara audiens bereaksi terhadap pembicara.
b)
Mengetahui
sikap audiens untuk dapat menjadi akrab, berpikir terbuka atau kurang ramah terhadap maksud pembicara.
c)
Mengetahui
cara audiens memberi respon
(1) Mengetahui yang diinginkan audiens.
(2) Mempertimbangkan kemungkinan sikap audiens
terhadap organisasi/lembaga yang diwakili oleh pembicara.
c. Membuat
rencana presentasi
Perencanaan komusikasi lisan
tidak berbeda dari tulis, menetapkan ide pokok, menyusun pesan, membuat
kerangka, memperkirakan jangka waktu, dan menetapkan gaya yang paling efektif.
Pada setiap tahap, perencanaan didasarkan pada pengetahuan pembicara terhadap
audiens.
d. Menentukan
ide pokok
Ide pokok atau tema
presentasi dapat menunjukkan cara audiens mendapat manfaat dari presentasi. Untuk
itu, perlu dicari kalimat yang menghubungkan pokok pembicaraan dengan tujuan
pada kerangka referensi audiens, seperti slogan yang banyak digunakan dalam periklanan.
Misalnya, Penataan kembali departemen
data akan meningkatkan kualitas pelayanan pada tingkat biaya yang rendah.
e. Menyusun
pesan
Penyusunan pesan dimulai dari
gagasan pokok yang telah ditetapkan. Jika waktu yang tersedia singkat, materi
harus ringkas. Uraian presentasi terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1)
Pembukaan
Saat memulai presentasi, presenter harus
menyiapkan audiens untuk siap menerima pesan yang akan disampaikan, juga harus
mampu membangkitkan minat audiens. Cara dapat dilakukan ialah:
a)
Cerita
human interest tentang pengalaman
ringan yang menarik dan menyegarkan suasana.
b)
Mengungkapkan
hal atau pernyataan yang mengundang surprise.
c)
Memberikan
data statistik yang mengejutkan.
d)
Menyisipkan
humor yang sesuai.
e)
Mengutip
pernyataan pakar yang terkenal.
f)
Jika
mungkin, menampilkan film/gambar dengan multi media (liquid crystal display atau LCD/infocus).
2)
Isi
presentasi
Presentasi dibagi kedalam bagian-bagian yang
berimbang, misalnya waktu, tempat, faktor, kombinasi. Setiap informasi
dipresentasikan dalam hubungan dengan butir-butir yang penting dengan transi.
3)
Kesimpulan
Pada akhir presentasi, pembicara menyajikan semua
butir yang merupakan bagian penting presentasi dan mengakhiri dengan
kesimpulan. Penutupan presentasi dapat disajikan dengan strategi berikut:
a)
Ungkapan
kembali pokok-pokok pembicaraan.
b)
Berikan
ringkasan butir-butir inti pembicaraan.
c)
Berikan
saran untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan pokok-pokok presentasi.
d)
Ungkapan
suatu tantangan.
e)
Gunakan
kutipan ringkasan.
f.
Menyiapkan bahan presentasi dengan multi media
Dalam era teknologi informasi
ini, presentasi dengan multi media sudah merupakan keharusan dan kebutuhan
karena
1)
Presentasi
akan lebih menarik, karena dapat membuat manuver dalam memvariasikan teknik
penyajian bahan termasuk melalui animasi.
2)
Penyaji
dapat menghemat waktu karena dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu diperlukan.
3)
Penyaji
dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secra menarik.
4)
Penyaji
diringankan dengan hanya membawa alat berupa flashdisk yang menampung bahan presentasi.
5)
Bahasa
presentasi dapat sangat ringkas yang dapat membantu peserta menangkap esensi bahan
yang dibahas.
6)
Pesrta
dapat langsung merekam/menyalin/mengkopi bahan presentasi yang diperlukan.
Agar manfaat multi media dapat dinikmati, perlu
disiapkan dengan baik, dengan langkah-langkah berikut:
1)
Tentukan
butir-butir terpenting dari bahan yang dibahas, penyebutan butir hendaknya
tidak terlalu singkat, tapi juga bukan suatu elaborasi karena elaborasi akan
disampaikan dalam lisan.
2)
Atur
butir-butir agar alur penyajian runtut dan runut (koheren dan kohesif).
3)
Kerangka
pikir perlu diungkapkan dalam bagian alir.
4)
Tulisan
semuanya dalam bingkai power point
dengan ukuran huruf/gampar yang memadai.
5)
Pilihlah
rancangan tayangan salindia (slide show)
yang cocok (kontras warna sangat penting, begitu juga animasi).
6)
Uji
coba tayangan untuk memastikan bahan yang disajikan terbaca oleh peserta dalam
ruangan yang tersedia. Dalam halini perlu dipastikan ukuran huruf dan
kombinasi/kontras warna, jangan sampai dekorasi lebih menarik daripada butir
bahasan.
7)
Cetak
bahan untuk dipakai sebgai pegangan dalam penyajian.
g.
Membuat ikhtisar
Sebuah ikhtisar yang baik
merupakan keharusan dalam mempersiapkan pembicaraan. Siapkan catatan-catatan
pada kartu terlebih dahulu, kemudian susun menurut tingkat kepentingan
informasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat ikhtisar, yakni:
1)
Membangkitkan
dan Menarik Minat
Keberhasilan pembicaraan dalam sebuah presentasi
ditentukan oleh sejauh mana pembicara mampu membangkitkan dan menarik minat audiens.
Misalnya dengan menyisipkan cerita menarik, juga memberikan tekanan pada
ide-ide baru, atau dengan pengalaman diri disertai berbagai contoh, serta
menyajikan angka-angka statistik.
2)
Seni
Berbicara
Pembicaraan akan lebih menarik jika dilakukan
tanpa teks sehingga pembicara leluasa mengolah kata dengan tidak formal. Namun,
tidak semua pembicaraan dapat dilakukan tanpa teks. Apapun metode yang
digunakan hendaknya diupayakan berbicara dengan wajar bukan membaca atau
berdeklamasi. Dalam hal ini diperlukan ikhtisar sebagai panduan.
3)
Memperkirakan
waktu
Pembicara harus menyesuaikan materi dengan alokasi
waktu yang tersedia. Ikhtisar dapat membantu memperkirakan lama berbicara.
Kemampuan rata-rata seorang pembicara ialah 125-150 kata per menit atau
7.500-9.000 per jam.
4)
Menetapkan
Gaya Presentasi
Gaya informal dengan nada percakapan, untuk
memotivasi peserta, dapat digunakan dalam ruang rapat yang melingkari meja
dengan jumlah peserta yang terbatas. Dapat menggunakan alat bantu visual yang
sederhana dan memberi kesempatan peserta untuk berbicara. Jika presentasi
disampaikan dalam ruang dan jumlah peserta yang besar, digunakan gaya formal.
Gaya disesuaikan dengan event, jumlah
audiens, pokok presentasi, tujuan, anggaran, dan waktu. Pada presentasi formal,
pembicara biasanya berdiri di atas panggung/podium dan menggunakan pengeras
suara, serta menggunakan peralatan multimedia yang mutakhir.
Gambar:
Tampilan yang santun dalam presentasi
2.
Tahap
pengembangan presentasi
Presentasi memberikan dua
faktor yang bersamaan yaitu kesempatan sekaligus tantangan. Kesempatan terjadi
pada interaksi dengan audiens sehingga pembicara dapat menerima maupun
menyampaikan informasi dan dapat menyesuaikan isi dengan perkembangan situasi;
menyunting atau membuat lebih jelas presentasi yang disampaikan. Pembicara juga
dapat memmanfaatkan ide audiens untuk mencapai kesimpulan yang dapat diterima
kedua belah pihak.
Tantangannya ialah pembicara
harus mempersiapkan bahan dengan cermat, seperti berikut ini.
a. Pembukaan
Bagian ini berfungsi menarik perhatian audiens
agar bersedia mendengarkan. Pembukaan perlu disusun secara kreatif, misalnya
menerangkan tujuan dan pengembangan presentasi, analisis audiens. Pembicara sering
mengabaikan bagian ini karena yang dipikirkan adalah materi presentasi.
Berbicara di depan audiens tidak berbeda dengan berkomunikasi tatap muka secara
pribadi, kesan pertama begitu menggoda,,
setelah itu terserah Anda. Dengan
demikian, kesempatan awal berkomunikasi dapat berpengaruh positif atau negatif
pada proses selanjutnya.
b. Bagian
inti presentasi
Volume presentasi dibatasi tiga sampai empat pokok
bahasan untuk memastikan susunan presentasi yang jelas, cara penyampaian yang
menarik, dan kecukupan waktu.
1)
Merangkai
ide
Merangkai ide ditentukan oleh kata-kata yang
menghubungkan bagian ide dan ide. Kalimat pendek dan paragraf ringkas
dirangkaikan dengan kata penghubung. Untuk merangkaikan antarparagraf digunakan
kalimat lengkap, misalnya Karena kita
telah memahami permasalahannya, sekarang kita perhatikan solusinya. Setiap
peralihan topik perlu mendapat penekanan, misalnya dengan meringkas pokok yang
telah disampakan kemudian menyampaikan pokok berikutnya.
2) Mengingat
perhatian audiens, usaha presenter untuk mengikat perhatian audiens dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
(1) Menghubungkan pokok presentasi dengan kebutuhan
audiens. Setiap orang akan tertarik pada hal-hal yang berhubunagn pribadinya
maka rencanakan tiap pokok bahasan agar dipandang penting dan bernialai oleh
audiens.
(2) Menggunakan bahasa yang baik dan pengucapan yang
jelas. Orang akan cepat bosan jika tidak dapat memahami pembicaraan, kaitkan
materi dengan kenyataan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kata-kata yang
sederhana, kalimat pendek, dan contoh konkret.
(3) Menerangkan hubungan antara pokok presentasi
dengan ide-ide yang mudah dipahami, dengan sesuatu yang telah dipahami/familier
sehingga audiens mengingat hal yang dikemukakan presenter.
(4) Cara lain ialah dengan melibatkan audiens dengan
meminta pendapat atau memberikan pertanyaan. Umpan balik audiens akan membantu
presenter mengetahui pemahaman audiens sebelum beralih pada pokok berikutnya.
Di sini juga memberi kesempatan kepada audiens untuk beralih dari pendengar
menjadi pembicara (dadakan dan sementara). Dalam hal ini, alat bantu visual
sangat membangkitkan minat audiens.
c. Penutup
Menutup tidak kalah penting
dengan dengan membuka presentasi karena kosentrasi audiens tertuju pada bagian
ini. Sediakan waktu sepuluh menit untuk menyampaikan kesimpulan. Perlu
diberitahukan bahwa pembicaraan telah hampir berakhir agar audiens mendengarkan
dengan cepat.
d. Waktu
tanya jawab
Kesempatan tanya jawab perlu
disiapkan bersama dengan pembukaan, bagian inti, dan penutup, juga perlu
diperhatikan sifat presentasi, waktu yang tersedia. Tanggapan yang diberikan
atas tanggapan audiens selama presentasi berlangsung dapat mengganggu arus
pembicaraan. Tapi setiap tanggapan dari audiens merupakan peluang dalam
memperoleh informasi penting.
e. Sarana
pendukung presentasi
Walaupun penyajian presentasi
yang terbaik dengan dukungan multimedia, tetapi jika diperlukan masih ada cara
lain. Selain materi/naskah,
diperlukan alat bantu lain demi keberhasilan presentasi. Berdasarkan penelitian, orang dapat mengingat 10% dari
yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, dan 50% dari yang
dilihat dan didengar. Alat bantu visual yang biasa digunakan ialah:
1) Handout
Handout merupakan lembaran kertas yang berisi ringkasan,
kerangka, abstrak, laporan tertulis atau materi tambahan seperti tabel dan
grafik. Handout dapat digunakan untuk mengingat pembicaraan dan ide-ide
presentasi, juga dijadikan referensi dalam mengikuti presentasi.
2)
Papan
tulis
Papan tulis digunakan dalam kelompok kecil
peserta, untuk menguraikan ide sambil berbicara dengan tetap mamandang audiens.
3) Flip
charts
Flip
charts adalah lembaran kertas yang
ditempelkan pada sebuah papan penyangga. Alat bantu ini digunakan untuk
menjelaskan pokok presentasi yang merupakan garis besar ikhtisar seperti grafik
atau diagram dengan menuliskan langsung pada kertas dengan spidol aneka warna.
4)
Transparansi/kertas
tembus cahaya
Transparansi/kertas tembus cahaya banyak digunakan
pada presentasi bisnis dan akademis untuk menyajikan berbagai ilustrasi dengan overhead projector (OHP). Transparansi dapat dibuat di atas plastik khusus dengan
spidol, fotokopi, atau printout
komputer. Informasi dalam satu lembar jangan terlalu rumit.
5) Slide
Slide dapat menampilkan informasi dalam bentuk
foto tanpa harus banyak dikomentari. Menggunakan slide perlu dibantu oleh operator yang mampu mengkoordinir antara slide dan pembicaraan. Juga perlu
diperiksa apakah alat dapat digunakan dengan baik.
6) LCD
(Liquid Crystal Display)
atau infocus (multimedia)
LCD
(Liquid Crystal Display)
atau infocus (multimedia) adalah
media iformasi dengan teknologi tinggi yang diatur dari komputer. Dengan alat
ini informasi dalam bentuk apapun dapat disampaikan dengan lengkap, lebih-lebih
dengan menggunakan fasilitas hyperlink
yang dapat dikonfigurasikan dengan program power
point. Sekarang, setiap presenter dituntut terampil membuat dan menggunakan
teknik ini dalam setiap presentasi.
3.
Menguasai
teknik dan seni presentasi
Bisa ala biasa, biasa
ala dipaksa, demikian kata pepatah lama maka untuk keberhasilan
presentasi perlu latihan yang cukup, terlebih lagi uang belum berpengalaman
berhadapan dengan publik. Pengunaan
teknik dan seni presentasi harus disesuaikan dengan karakter hadirin, bukan
hadirin yang harus menyesuaikan dengan presenter. Misalnya dalam presentasi
bisnis ada pernyataan demikian:
Membenarkan dengan fakta, membeli dengan uang.
Membenarkan dengan kondisi bisnis, membeli dengan kondisi
pribadi.
Membenarkan
dengan logika, membeli dengan emosi.
Latihan yang dilakukan
setelah semua rencana presentasi dan alat bantunya disiapkan, dapat dilakukan
dengan cara berikut.
a.
Menghafal,
seluruh kata dalam naskah presentasi, hampir tidak mungkin apalagi naskah yang
cukup panjang. Sebaiknya menghafal bagian pendahuluan saja.
b.
Membaca,
dilakukan jika materi bersifat kompleks dan teknis. Latihan diperlukan
untuk menjaga kontak dengan audiens.
Membaca naskah perlu memperhatikan nada dan irama bicara; dengan mengatur nafas
dan isyarat gerakan tangan, bahkan mimik.
c.
Menggunakan
catatan, dalam bentuk ikhtisar adalah cara yang paling efektif dan mudah karena
akan memberi kontak banyak yang cukup banyak dengan hadirin. Jika hadirin
menampakkan mimik bertanya-tanya, pembicara dapat langsung meresponsnya.
4. Mempersiapkan
presentasi
Untuk meraih sukses
presentasi, pembicara harus menyiapkan baik materi maupun persiapan
kepribadian/diri. Untuk menjaga hubungan dengan hadirin, peserta yang bijak
menggunakan bahasa tubuh sebagai alat komunikasi non-verbalnya. Bahasa
nonverbal dengan menggunakan pandangan, senyuman, sikap tubuh, dan sikap yang
bersahaja lebih efektif menarik simpati hadirin. Sebagai persiapan presentasi,
perhatikan hal-hal berikut.
a.
Tidak
menampakkan perasaan gugup dengan tetap percaya diri karena semua materi
presentasi telah disiapkan dengan cermat.
b.
Mengatur
volume suara, jangan terlalu pelan atau terlalu keras, jangan terlalu cepat
atau terlalu lambat.
c.
Menjaga
posisi kepala untuk tetap tegak, posisi ini akan membantu memproyeksikan suara
yang baik dan menjangkau audiens.
d.
Mengunakan
nada percakapan, presentasi bukanlah orasi. Suara pembicara harus mencerminkan
kehangatan, enak untuk didengar, dan bersahabat. Jangan bernada marah,
mengkritik, dan kasar karena suasana akan rusak.
e.
Memandang
kearah audiens, akan menciptakan suasana senang pada hadirin karena merasa
diperhatikan. Lontarkan pandangan ke tengah, kemudian ke sebelah kanan, dan sebelah
kiri. Selanjutnya, pandangan dipersempit sehingga pembicara dapat melihat
ekspresi wajah setiap hadirin.
f.
Berdiri
tegak dengan tenang; gaya berdiri dan gerakan tangan dapat membantu, atau
bahkan sebaliknya dapat mengganggu presentasi. Jika mungkin pembicara dapat
berdiri di balik podium dan meletakkan catatan di atasnya. Cara ini untuk
menyembunyikan rasa gugup yang terlihat pada gemetar kertas yang dipegangnya.
Jika situasi sudah dikuasai (biasanya setelah lima menit), pembicara dapat maju
ke depan podium bahkan mendekati hadirin untuk menciptakan suasana akrab.
g.
Menghindari
kebiasaan buruk; misalnya membasahi bibir dengan ujung lidah, membersihkan
dengan ujung jari, dan bersendawa akan merusak suasana dan menurunkan
kredibilitas pembicara.
h.
Gunakan
durasi waktu sebatas yang diberikan; acara yang menampilkan beberapa pembicara,
waktu diperhitungkan dengan cermat hingga akhir acara. Pembicara yang melampaui
durasi yang diberikan akan memaksa pembicara selanjutnya untuk menyingkat
pembicaraan dan memberi kesan sombong bahwa ialah yang terpenting. Untuk
menghindari kemungkinan melewati waktu yang diberikan, mintalah kepada
penyelenggara (moderator) untuk memberikan peringatan pada menit-menit
terakhir.
i.
Memperhatikan
reaksi audiens, jika hadirin menampakkan tanda-tanda kebosanan tandanya
pembicara harus memberikan jeda yang menyegarkan dengan lelucon atau anekdot yang
cerdas. Jika audiens letih karena acara terlambat, ada dua cara yang dapat
ditempuh, yaitu berikan gaya presentasi yang menarik dan meringkas pertanyaan
sebatas materi yang penting.
5. Presenter
yang Baik
Pembicaraan yang baik adalah
yang memahami kemampuan audiens maka presentasi harus selalu berorientasi pada
audiens. Berikut kriteria pembicara yang baik, yaitu :
a. Mempunyai
wawasan, ia mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan pada dirinya.
b. Dapat
mengetahui dan mengenal audiens serta menunjukkan kepedulian terhadap pihak
yang telah memberi kesempatan untuk presentasi.
c. Percaya
bahwa audiens sedang melakukan pekerjaan yang penting dan beralasan untuk
mengikuti presentasi.
d. Senantiasa
berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan informasi di
pihak audiens serta bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan audiens.
e. Menggagap
penyajian presentasinya sebagai prestasi; ia harus berusaha menarik perhatian
pada pembicaraan, mampu memahami sikap audiens maka ia harus menciptakan
suasana yang menyenangkan agar audiens dapat mengikuti gagasan-gagasan yang
diuraikan.
f. Dapat
menerima kritik atau analisis presentasi tentang berbagai hal yang berkenaan
dengan presentasi, misalnya gerak tubuh, gaya
berbicara kefasihan berbahasa dan peguasaan materi.
B.
Tujuh
Tips Sukses dalam Presentasi
Ada
tujuh tips agar sukses dalam presentasi, yaitu :
1. Untuk
meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi sampaikan
presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar.
Hal yang sangat penting dalam
memberikan presentasi adalah kemampuan persuasi dari materi yang disajikan.
Hindarkanlah memakai trik atau cara inkonvensional yang kurang perlu, agar
tidak mengurangi reliability dari materi yang disampaikan. Jika pendengar
presentasi anda terdiri dari para ekspert, presentasi yang bersifat
“menyerang”, “straight”, “smash” lebih efektif. Sebalikya, jika cara presentasi
anda terlalu bertele-tele, berakibat menurunnya konsentrasi ekspert pendengar
yang berusaha memahami penelitian anda. Untuk meningkatkan reliability, tidak
ada jalan lain kecuali meningkatkan mutu dari materi yang dipresentasikan.
Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, diperlukan kerja keras untuk memilih,
merangkai materi yang akan disajikan.
Salah satu cara yang sering
ditempuh, adalah memberikan penekanan pada isi yang dianggap penting. Misalnya
mengatakan “Temuan yang paling penting dalam penelitian ini adalah ….”,
selanjutnya diikuti dengan penjelasan bagian yang dimaksud. Cara lain misalnya
dengan beberapa kali memperlihatkan data yang penting, agar pendengar
memberikan perhatian lebih terhadap data tersebut. Dengan cara tersebut, ide
anda dapat tersampaikan secara efektif pada pendengar.
2. Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan
ide yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar
Dalam presentasi, sangat
penting bahwa ide yang disampaikan dapat difahami secara keseluruhan oleh
pendengar. Untuk itu, saat menyiapkan slide, pada bagian awal jelaskan
item-item apa saja yang akan dibahas. Selanjutnya jelaskan secara detail
masing-masing item tersebut. Hal yang sama dilakukan juga saat menjelaskan tiap
item/sub bahasan. Pertama-tama jelaskan secara singkat hal apa saja yang akan
dibahas, baru diikuti dengan penjelasan detail masing masing sub bahasan.
Misalnya anda ingin
menjelaskan karakteristik metode yang anda teliti. Pertama-tama jelaskan ada
berapakah karakteristik dari metode tersebut. Setelah itu, diikuti dengan
menjelaskan masing-masing karakteristik tersebut secara berurutan dan
terstruktur.
Jika anda menjelaskan hasil
eksperimen, pertama-tama jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut dengan
kalimat yang sederhana dan mudah ditangkap. Baru kemudian siapkan slide yang
menjelaskan secara detail karakteristik hasil yang diperoleh.
Dengan membuat slide terstruktur
seperti ini, saat anda menyampaikan presentasi, ide keseluruhan/outline dengan
sendirinya akan dijelaskan pada awal dari slide presentasi. Misalnya “Pada
metode ini ada tiga karakteristik yang penting. Ketiga hal tersebut.
masing-masing A, B dan C. Penjelasan selengkapnya dari ketiga karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut. …… “.
3. Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk
mengulas kembali point-point penting yang dipresentasikan
Pada slide terakhir, sangat
dianjurkan untuk mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu
“digarisbawahi”. Anda dapat mengawalinya dengan kalimat sebagai berikut, “Demikian
telah kami jelaskan penelitian mengenai W. Sebelum menutup presentasi ini, kami
ingin mengulang kembali beberapa hal dan temuan penting dalam penelitian ini”. Untuk
menjelaskan per point, anda dapat memakai kalimat misalnya, “Pada studi ini,
ada tiga temuan penting, yaitu X, Y dan Z.” Diikuti dengan menjelaskan
masing-masing X, Y dan Z. Pemakaian kata “tiga” pada kalimat di atas, yang menunjukkan
“banyaknya point” akan sangat membantu pendengar untuk memahami dan mengingat
hal-hal yang akan disampaikan.
Dalam penyampaian tersebut,
anda perlu memikirkan cara pengungkapan yang paling jitu, dan paling berkesan
(chikara wo ireta hanashi-kata), akan tetapi tidak jangan sampai terkesan
tergesa-gesa. Fikirkan dengan sebaik-baiknya point-point penting mana yang akan
anda sampaikan.
-
Misalnya tujuan presentasi tsb. adalah menjelaskan suatu metode, maka point
yang penting untuk diulang adalah segi : keunggulan dan originality.
-
Misalnya anda ingin menyampaikan hasil yang menarik dari suatu eksperimen,maka
anda dapat mengulang angka-angka yang mendukung hasil akhir eksperimen tersebut,
misalnya recognition rate, error-rate.
Yang manapun yang akan anda
sampaikan, anda harus membuat alur cerita yang logis, dengan menyampaikan data
yang dapat meyakinkan pendengar. Data seperti ini janganlah ditampilkan secara
tiba-tiba pada slide yang terakhir, melainkan harus disampaikan pada tengah
alur presentasi.
Penyampaian pada slide
terakhir harus bersifat hanya sebagai ulangan. Kalau pada slide terakhir
tersebut anda justru menampilkan hasil eksperimen yang sama sekali baru dan
belum pernah diperkenalkan pada slide sebelumnya, justru akan berakibat
membingungkan pendengar dalam menangkap bagian penting presentasi anda.
4. Pemakaian
demonstrasi eksperimen merupakan hal yang menarik. Siapkan beberapa alternatif
yang akan didemonstrasikan pada pendengar.
Catatan : tulisan ini dibuat
untuk Hasegawa Laboratory, yang salah
satu penelitiannya adalah virtual reality
(VR). Jadi yang dimaksud “demonstrasi” di sini adalah memperlihatkan cara
kerja software yang telah dibuat tentang tema-tema VR, simulasi virtual endoscopy, dan sebagainya. Bisa juga demonstrasi
dalam bentuk peragaan alat yang telah dibuat.
Anda dianjurkan agar dalam
presentasi (di tengah atau akhir) dapat menyajikan demonstrasi software atau
menunjukkan cara kerja alat yang telah dibuat. Demonstrasi yang memakai
animasi, moving picture, akan
memberikan sentuhan tersendiri yang efektif bagi peningkatan kualitas
presentasi. Hal ini akan membuat pendengar lebih yakin atas hasil eksperimen
yang telah anda jelaskan.
Jika tujuan presentasi adalah
untuk memberikan impresi pada metode, pada bagian demonstrasi, tunjukkan contoh
hasil yang memberikan impact kuat atas hasil eksperimen. Jangan lupa,
sebelumnya anda perlu jelaskan secara lisan kepada pendengar, bahwa anda akan
memperlihatkan sebuah demonstrasi. Hal ini penting karena akan membuat
perhatian pendengar terfokus pada demo yang akan anda perlihatkan.
Biasanya cukup 1 jenis
demonstrasi saja yang diperlihatkan. Akan tetapi, untuk mengantisipasi
terjadinya kegagalan, sebaiknya disiapkan beberapa jenis demonstrasi yang
memiliki karakteristik berlainan, sekitar 2 sampai 4. Dengan demikian anda
memiliki kesempatan memilih jenis demonstrasi mana yang akan anda sampaikan
dengan memperhatikan reaksi pendengar, dan juga ada cadangan sekiranya salah
satu dari demonstrasi tersebut gagal. Jika anda masih punya cukup waktu, tentu
saja anda dapat memperlihatkan semua demonstrasi yang telah disiapkan.
Agar anda tidak lupa timing
untuk memperlihatkan demonstrasi tersebut, bisa juga disiapkan 1 slide dengan
tulisan sederhana “video”, sekedar untuk mengingatkan anda bahwa saat tersebut
waktunya untuk menampilkan video (atau demonstrasi software) kepada pendengar.
5. Perhatikan pengaturan waktu/scheduling dalam
menyampaikan presentasi. Jika presentasi terasa berjalan lambat, anda perlu
untuk meringkas materi yang disajikan.
Biasanya waktu untuk presentasi
dibatasi, sehingga untuk menyampaikan materi penelitian, anda perlu
memperhatikan pembagian waktu untuk tiap slide. Terutama sekali presentasi di
seminar, conference maupun interview pekerjaan, bila presentasi anda melewati
batas waktu yang ditetapkan akan berakibat kurang baik pada penilaian.
Jadi, rancanglah pembagian
waktu untuk tiap hal yang akan disampaikan. Jika presentasi ternyata berjalan
terlambat dari semestinya, ringkaslah bagian-bagian yang dapat diringkas,
sehingga presentasi dapat berakhir sesuai pada waktu yang direncanakan. Untuk
hal ini, saat anda membuat persiapan presentasi, urutkan prioritas hal yang
tertulis pada slide, sedemikian hingga bagian atas pada suatu slide berisi hal
yagn paling penting, semakin ke bawah prioritasnya lebih rendah daripada yang
di atas. Hal ini akan membantu anda saat harus melewati bagian-bagian yang
tidak penting, yaitu yang berada di bagian bawah, agar presentasi selesai tepat
waktu.Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah anda harus memperhitungkan
terlebih dahulu, waktu untuk memperlihatkan demonstrasi dan waktu untuk tanya
jawab.
Selanjutnya, jika hal di atas
terjadi dan anda harus men-skip slide, sampaikan pada audience, misalnya “Karena
keterbatasan waktu, rencana presentasi ini
sedikit saya ubah….”. (少し予定を変更して…). Hal ini memberikan kesan yang jauh lebih baik daripada anda diam saja saat melewati topik-topik tertentu dalam pembicaraan.
sedikit saya ubah….”. (少し予定を変更して…). Hal ini memberikan kesan yang jauh lebih baik daripada anda diam saja saat melewati topik-topik tertentu dalam pembicaraan.
6. Perlunya berlatih presentasi di depan teman/kolega
Jika seseorang belum terbiasa melakukan
presentasi, dan tiba-tiba diharuskan memberikan presentasi pada seminar atau
forum resmi, seringkali gagal dikarenakan kata-kata macet di tengah-tengah atau
penjelasan yang diberikan ternyata salah. Jika penampilan anda seperti ini, bagaimana pun bagusnya
materi yang akan disajikan, kegagalan tersebut akan membuat pihak pendengar
presentasi anda menjadi kurang percaya dan sulit untuk menerima argumen anda.
Untuk menghindari kegagalan ini, tidak ada jalan
lain kecuali berlatih presentasi berulang kali. Ajaklah teman anda di laboratorium.
sebagai sparring partner. Mintalah agar dia bersedia menjadi pendengar, dan
berlatihlah seolah-olah anda berada pada situasi formal yang sebenarnya.
Sebaiknya teman yang dipilih adalah orang yang terbiasa melakukan presentasi.
Dengan demikian, dia cukup berpengalaman untuk dapat melihat sisi-sisi lemah
yang perlu dikoreksi, maupun memberikan masukan bagi presentasi anda.
Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai teman
anda tidak dapat menemukan kelemahannya. Jika anda belum terbiasa melakukan
presentasi, sekurang-kurangnya anda harus berlatih tiga kali. Perbaikilah slide
anda jika ada kritikan terhadap urutan slide maupun kekuranglengkapan lay out
presentasi. Usahakan agar anda dapat merekam latihan presentasi tsb., agar anda
dapat meneliti kembali hal-hal mana yang perlu dikoreksi. Karena latihan
seperti ini karena makan waktu beberapa hari, maka sebaiknya anda mulai
berlatih sejak 3 minggu sebelum hari-H.Salah satu manfaat berlatih presentasi
di depan orang ini adalah meningkatkan rasa keberanian dan percaya diri anda.
Tidak ada obat untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri selain
membiasakan diri berbicara dan berpendapat di depan umum.
7. Ceklah projector sebelum melakukan presentasi
Tidak ada artinya jerih payah anda menyiapkan slide atau
demo software, jika anda tidak dapat mempresentasikannya pada hari H. Jangan
sampai presentasi anda gagal hanya gara-gara alat tidak dapat bekerja dengan
baik. Untuk menghindari kegagalan semacam ini, sebelum presentasi, periksalah
apakah alat-alat tersebut dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan.
Jika untuk presentasi tersebut, anda harus meminjam
projector, periksalah spesifikasi dan cara instalasinya. Selanjutnya, datanglah
lebih awal daripada jadwal presentasi, dan periksalah sekali lagi apakah alat
tersebut bekerja dengan benar. Ini untuk mengantisipasi, bila terdapat
kerusakan, anda masih memiliki waktu untuk memperbaiki atau mencari alternatif
solusi yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar
Daftar